Dikutip dari Kompas.com. - Pada 02 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia.
Namun, Pakar Epidemiologi
Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis
SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal
Januari. "Sejak awal Januari kemungkinan besar virus (SARS-CoV-2) itu
sudah masuk ke Indonesia," kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk
"Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik"
pada Senin (4/5/2020).
Sudah kurang lebih 8 bulan masa
pandemi ini masuk ke Indonesia, berbagai macam cara untuk mengatasi masalah
virus covid-19 ini seperti, melakukan lockdown, PSBB, hingga new normal. Tetapi
hal terus berkembang, kita tidak dapat memprediksi sirkulasi masalah covid-19,
namun yang kita ketahui bahwa kasus covid-19 ini selalu naik-turun, tidak pasti
kadang mengalami kenaikan dan terkadang pula mengalami penurunan.
Perkembangan Covid-19 saat ini
Dikutip dari Detik.com - Pasien sembuh dari Corona bertambah 4.527 pada hari ini. Tambahan pasien sembuh virus Corona tersebut paling banyak di DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, Sabtu (28/11/2020),
total pasien sembuh hingga hari ini 441.983 orang. Data ini dihimpun secara
berkala setiap hari per pukul 12.00 WIB. Pasien sembuh Corona terbanyak
dari DKI Jakarta, yakni sebesar 1.245. Di bawahnya ada Jabar dengan 862 pasien
sembuh dan Jawa Tengah (Jateng) dengan 460 pasien sembuh.
Berapa lama masa pandemi covid-19 ?
Melansir World Economic Forum, ahli
virus asal Belgia, Guido Vanham mengatakan bahwa virus ini mungkin tidak akan
pernah berakhir, dalam arti bahwa virus ini jelas akan terus ada sampai
berhasil diberantas.
Satu-satunya cara untuk memberantas virus
semacam itu dengan vaksin yang efektif yang diberikan kepada setiap manusia. Ia
juga menjelaskan bahwa kita pernah melakukan hal ini pada penyakit cacar air,
yang membutuhkan waktu cukup lama untuk diberantas.
Selanjutnya, peneliti juga masih harus
mengetahui apakah SARS-CoV-2 ini berperilaku seperti virus-virus lain atau
tidak. Sebab jika ia memiliki sifat umum virus, ia mungkin muncul kembali
secara musiman. Mereka akan lebih banyak di musim dingin, musim semi, musim
gugur, dan lebih sedikit di awal musim panas. Kita akan menyaksikan kelak
apakah iklim akan akan berpengaruh terhadap virus ini.
Namun, pada titik tertentu dalam pandemi ini,
tentunya di negara-negara yang paling terkena dampak, seperti Italia dan
Spanyol - akan mengalami kejenuhan. Menurut prediksi, hingga 40 persen persen
orang Spanyol dan 26 persen penduduk Italia sudah terinfeksi.
Tentu saja, ketika kasus mencapai lebih dari 50
persen atau lebih, bahkan tanpa melakukan hal lain, virus jadi lebih sedikit
untuk bisa menularkan pada orang lain karena timbulnya kekebalan pada orang
yang telah sembuh, dan epidemi turun secara alami. Itulah yang terjadi di semua
epidemi sebelumnya sampai ditemukan perawatan yang paling tepat.
Bagi sebagian besar ilmuwan, memperkirakan akhir dari pandemi ini bukan
hal yang mudah dilakukan. Semua negara di dunia akan tumbuh secara lokal
bekerja keras untuk mengendalikannya. Meski pengobatan dan virus terus
dikembangkan oleh para ahli. Namun, sepertinya kita akan menghadapi pandemi ini
untuk jangka waktu yang cukup panjang.
Semua orang pasti ingin pandemi ini segera berakhir, namun ini tidak akan
terjadi jika kita tidak ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan penularan
COVID-19. Oleh karena itu, pastikan kamu
mengikuti anjuran otoritas setempat untuk terus melakukan physical distancing, menerapkan gaya hidup
sehat, dan menjaga kebersihan diri.
Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir?
Seorang
Ilmuwan asal Jerman, Profesor Hendrim Streeck mengatakan virus
Corona mungkin akan bertahan dalam waktu yang lama,
selama tiga tahun. Ia memperkirakan jika vaksin sudah ditemukan pun, virus ini
masih bisa ditemukan sampai 2023.
Untuk mengetahui hal ini, profesor yang merupakan
ahli virologi yang menangani pandemi di Heinsberg, Jerman, ini menggunakan Kota
Gangelt sebagai subjek penelitian. Ia menggunakan kota ini untuk mempelajari
bagaimana virus menyebar dan cara mengatasinya.
Guru Besar Statistika Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. rer.nat. Dedi Rosadi, S.Si., MSc mengungkapkan Prediksi paling optimis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu diperkirakan pandemi akan berakhir di pertengahan Februari 2021 dengan total kasus positif minimal 322 ribu penderita.
Dedi Rosadi dan tim juga melakukan kajian dengan pendekatan model kurva Richard dan kurva pertumbuhan logistik, yang menunjukkan proyeksi akhir pandemi berada di antara April 2021 sampai dengan awal 2022 dengan range prediksi total penderita minimal 322 ribu kasus. Namun ia mengingatkan pemerintah juga harus berperan dalam mengakhir pandemi di Indonesia."Akhir pandemi sangat bergantung pada upaya pemerintah dalam mengendalikan laju penyebaran penyakit Covid-19 ini," ujarnya.
Jadi sebagai kesimpulan, Semua orang tidak dapat memastikan jelas bahwa kapan covid-19 itu berakhir. Melihat keadaan saat ini yaitu kasus covid-19 semakin meningkat, oleh karenanya peran kita sangat penting dalam menjaga kesehatan agar tidak ada peningkatan kasus covid-19 ini. dan semoga pandemi ini segera berakhir, kita harus selalu berdoa dan berikhtiar dalam hal ini .